Sabtu, 18 September 2010

MUDIK KE RUMAH MBAH

         Tidak terasa puasa ramadhan  akan segera berakhir dan tandanya lebaranpun  akan tiba. senang sekali rasa hatiku menyambut datangnya lebaran kali ini, karena kami sekeluarga akan berkunjung ke rumah embah di purwodadi-jawa tengah.
         Hari yang ku tunggu-tunggupun tiba. suara takbir terdengar dimana-mana, sebagai tanda rasa syukur setelah sebulan berpuasa menahan hawa nafsu.
         Setelah sholat ied kami bersiap-siap berangkat ke rumah embah. tidak lupa kami membawa bekal pakaian, makanan , dan minuman karena kami akan menempuh perjalanan jauh.
         Tepat pukul 11 malam kami tiba di kota semarang, karena hari  sudah malam maka kami menginap di rumah pakde. esok harinya baru kami melanjutkan perjalanan kerumah embah.
         Sesampainya dirumah embah kami sungkeman dengan semua keluarga yang sudah berkumpul di rumah embah. senang sekali rasanya karena bisa bertemu dengan sanak saudara.
         Selama liburan dirumah embah kami sempat mengunjungi kota demak, surakarta,dan yogyakarta. banyak oleh-oleh yang aku beli seperti makanan dan pakaian.
         Setelah puas dirumah embah, kami harus kemballi ke bekasi. inilah pengalamanku selama libur idul fitri banyak kota yang kami lewati dan kami singgahi. insyaAllah kalau diberi umur panjang dan kalebihan rezeki kami akan mengunjungi rumah nenek di makassar .

Rabu, 15 September 2010

Biografi penguasaha sukses dari indonesia

Bob Sadino (Lampung, 9 Maret 1933), atau akrab dipanggil om Bob, adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia sering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya. Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan.



Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.



Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.



Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika itu hanya Rp.100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya.



Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan depresi yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang untuk hidup, tentu manusia pun juga bisa.



Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telor. Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama orang asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan Kemang, Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang asing.



Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing sekalipun. Namun mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki pelayanan. Perubahan drastis pun terjadi pada diri Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem Chicks. Ia selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana pendek.



Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia. Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah.



Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang.



Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah ia lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak segera melangkah. “Yang paling penting tindakan,” kata Bob.



Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan profesional.

Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain.



Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya.



Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua anggota keluarga Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama, semuanya punya fungsi dan kekuatan.



Anak Guru



Kembali ke tanah air tahun 1967, setelah bertahun-tahun di Eropa dengan pekerjaan terakhir sebagai karyawan Djakarta Lloyd di Amsterdam dan Hamburg, Bob, anak bungsu dari lima bersaudara, hanya punya satu tekad, bekerja mandiri. Ayahnya, Sadino, pria Solo yang jadi guru kepala di SMP dan SMA Tanjungkarang, meninggal dunia ketika Bob berusia 19.



Modal yang ia bawa dari Eropa, dua sedan Mercedes buatan tahun 1960-an. Satu ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Ketika itu, kawasan Kemang sepi, masih terhampar sawah dan kebun. Sedangkan mobil satunya lagi ditaksikan, Bob sendiri sopirnya.



Suatu kali, mobil itu disewakan. Ternyata, bukan uang yang kembali, tetapi berita kecelakaan yang menghancurkan mobilnya. ”Hati saya ikut hancur,” kata Bob. Kehilangan sumber penghasilan, Bob lantas bekerja jadi kuli bangunan. Padahal, kalau ia mau, istrinya, Soelami Soejoed, yang berpengalaman sebagai sekretaris di luar negeri, bisa menyelamatkan keadaan. Tetapi, Bob bersikeras, ”Sayalah kepala keluarga. Saya yang harus mencari nafkah.”



Untuk menenangkan pikiran, Bob menerima pemberian 50 ekor ayam ras dari kenalannya, Sri Mulyono Herlambang. Dari sini Bob menanjak: Ia berhasil menjadi pemilik tunggal Kem Chicks dan pengusaha perladangan sayur sistem hidroponik. Lalu ada Kem Food, pabrik pengolahan daging di Pulogadung, dan sebuah ”warung” shaslik di Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta. Catatan awal 1985 menunjukkan, rata-rata per bulan perusahaan Bob menjual 40 sampai 50 ton daging segar, 60 sampai 70 ton daging olahan, dan 100 ton sayuran segar.



”Saya hidup dari fantasi,” kata Bob menggambarkan keberhasilan usahanya. Ayah dua anak ini lalu memberi contoh satu hasil fantasinya, bisa menjual kangkung Rp 1.000 per kilogram. ”Di mana pun tidak ada orang jual kangkung dengan harga segitu,” kata Bob.



Om Bob, panggilan akrab bagi anak buahnya, tidak mau bergerak di luar bisnis makanan. Baginya, bidang yang ditekuninya sekarang tidak ada habis-habisnya. Karena itu ia tak ingin berkhayal yang macam-macam.



Haji yang berpenampilan nyentrik ini, penggemar berat musik klasik dan jazz. Saat-saat yang paling indah baginya, ketika shalat bersama istri dan dua anaknya.



Nama :

Bob Sadino

Lahir :

Tanjungkarang, Lampung, 9 Maret 1933

Agama :

Islam



Pendidikan :

-SD, Yogyakarta (1947)

-SMP, Jakarta (1950)

-SMA, Jakarta (1953)



Karir :

-Karyawan Unilever (1954-1955)

-Karyawan Djakarta Lloyd, Amsterdam dan Hamburg (1950-1967)

-Pemilik Tunggal Kem Chicks (supermarket) (1969-sekarang)

-Dirut PT Boga Catur Rata

-PT Kem Foods (pabrik sosis dan ham)

-PT Kem Farms (kebun sayur)



Alamat Rumah:

Jalan Al Ibadah II/12, Kemang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp: 793981



Alamat Kantor :

Kem Chicks Jalan Bangka Raya 86, Jakarta Selatan Telp: 793618



Referensi :



- http://pengusahamuda.wordpress.com/biografi/

- http://id.wikipedia.org/wiki/Bob_Sadino

E N T R E P R E N E U R S H I P

o.o Pengertian

hal-hal yang bersangkutan dengan keberanian seseorang untuk melaksanakan sesuatu kegiatan bisnis/non bisnis (cara mandiri)


 
o.o Ciri-ciri
 
internal locus of control (memiliki sikap/ ketetapan hati)
nergy level (bersemangat tinggi)
High need for achievemant (motivasi berprestasi tinggi)
Tolerance for ambiguity (dapat memahami perbedaan pendapat)
Self confidence (percaya diri)
Action oriented (berorientasi tindakan)


o.o Sikap positif seorang wirausahawan

1. Terhadap Diri Sendiri


Sebagai manusia terkadang memiliki tidak ada kepercayaan diri. Padahal, manusia itu sendiri adalah produk dari pikirannya. Jika kita berpikir bahwa kita adalah orang yang biasa Saja maka kita akan menjadi orang yang biasa saja. Tetapi kalau Anda berpikir akan sukses, maka Anda akan menjadi orang sukses. karena kita akan berpikir dan melakukan hal-hal yang dilakukan orang sukses.


2. Terhadap Orang Lain


Saling menghargai kepada semua orang dan ramah serta memberikan senyuman. Silaturahmi mendatang rezeki pada kita dan Senyum adalah Ibadah.


3.Terhadap Kerja Keras


Kerja keras ditentukan dari 10 persen dari bakat dan selebihnya adalah kerja keras!!!!


4.erhadap Belajar


Tak ada manusia yang terlahir sempurna di dunia ini, maksudnya tidak ada satupun manusia yang terlahir langsung menjadi orang yang sukses. Tuhan Maha Adil, orang yang mau belajar dan mau bekerja keraslah yang akan diberikan kesuksesan.
 


 - Kerjakan apa yang bisa dikerjakan hari ini, jangan ditunda sampai hari esok


 - Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela


- Dengan ilmu hidup jadi mudah, Dengan seni hidup jadi indah, Dengan agama hidup jadi  terarah


 - Sedikit bicara banyak kerja


- Mulailah bekerja dengan menyebut nama Allah


- Hari ini harus lebih baik dari hari kemerin


 - Shalatlah kamu kamu sebelum kamu dishalatkan orang


- Tuntutlah ilmu dari ayunan sampai keliang lahat


- Dengan membaca dapat membuka jendela dunia


- Memberi lebih baik daripada meminta


- Bertolong-tolonglah dalam kebaikan

- Disiplin yang tinggi meningkatkan kualitas prestasi diri


- Ilmu tanpa agama adalah buta, agama tanpa ilmu adalah tumpul


- dikala muda kita belajar dikala tua kita mengerti


- Ridho Allah terletak pada ridho orang tua


Hidup ini jalan panjang , karena itu kita harus meninggalkan jejak-jejak abadi, jejak langkah yang akan selalu dikenang oleh generasi mendatang, jejak yang akan menjadi ikutan
Saya sekarang berada dalam puncak percaya diri. Saya percaya saya bisa mendapatkan hasil seperti saya inginkan. Saya sekarang mampu meneropong kesuksesan yang saya peroleh di masa depan. Dan saya membentuk masa depan seperti yang saya inginkan dari sekarang. Dari hari ini… dari detik ini… Dengan kerja keras. Dengan ACTION mulai sekarang!
Saya sangat bersyukur dianugerahi kesehatan yang membuat saya sanggup berpikir secara jernih dan mengajak orang-orang lain menuju arah yang lebih baik.
Kerja adalah wujud nyata cinta. Bila kita tidak dapat bekerja dengan kecintaan, tapi hanya dengan kebencian, lebih baik tinggalkan pekerjaan itu. Lalu, duduklah di gerbang rumah ibadat dan terimalah derma dari mereka yang bekerja dengan penuh suka cita
Pengetahuan Adalah Kekuatan
"Waktu memang tak terbatas – tapi waktu kita terbatas